Siswa-siswa madrasah itu sudah bisa membaca Al Quran dan teks-teks berbahasa Arab lainnya, juga sudah pernah mendapatkan pengajaran bahasa Arab sejak kecil. Mulai dari belajar huruf hijaiyyah sampai pelajaran bahasa Arab di tingkat ibtidaiyyah maupun tsanawiyyah. Apalagi beberapa siswa madrasah itu ada yang tinggal di pondok pesantren, membaca teks bahasa Arab (kitab kuning) tentu sudah makanan sehari-hari. Tetapi mengapa mereka masih merasa belum bisa berbahasa Arab?
Kemampuan berbahasa asing, bagi beberapa orang memang membutuhkan ketekunan dan latihan khusus, terlebih bahasa Arab. Pertama-tama perlu mengetahui tentang kompetensi berbahasa Arab (maharah al lughah al arabiyyah). Bahwa secara umum ada empat kompetensi berbahasa Arab yaitu qiraah (membaca), istima (mendengar), kalam (berbicara) dan kitabah (menulis). Dari keempat itu, ada kemampuan pasif (qiraah dan istima) dan kemampuan aktif (kalam dan kitabah). Dari masing-masing kompetensi itu, memiliki tingkatan tersendiri. Selain kompetensi berbahasa, yang penting dikuasai bagi pembelajar bahasa Arab adalah penguasaan kosa kata (al mufrodaat) dan gramatika bahasa Arab (nahwu dan shorof).
Jika mengacu kepada maharah al lughah¸ mayoritas siswa madrasah aliyah tadi memiliki kompetensi berbahasa Arab pasif, yaitu membaca. Dan penguasaan gramatika bahasa yang cukup baik, karena mempelajari nahwu-sharaf dengan berbagai macam kitab rujukan.
Fenomena semacam itu, mungkin juga terjadi di banyak tempat, dengan subjek yang berbeda, baik siswa sekolah, santri pondok pesantren atau bahkan mahasiswa sekalipun. Untuk itu, buku Obat Galau Milenial Pecinta Bahasa Arab ini, mungkin bisa menjadi salah satu solusi bagi mereka yang ingin menguasai bahasa Arab secara komprehensif, baik pasif maupun aktif.
Buku ini ditulis oleh seorang praktisi bahasa Arab yang sudah berpengalaman, Dr. Ibnu Burdah, MA. Buku setebal 158 halaman ini berisi strategi efektif meningkatkan bahasa Arab dengan metode integratif, yaitu prinsip belajar bahasa Arab yang tidak memisahkan antara satu skill dengan skill lainnya. Karena sesungguhnya semua skill (maharah) saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.
Dr. Ibnu Burdah membagi maharah menjadi lima, yaitu qiraah (reading, fahmul maqru, mutholaah, pemahaman teks), istima (fahm al masmu, listening, menyimak suara), kalam (speaking, berbicara, utamanya percakapan, conversation), kitabah (writing, menulis) dan tarjamah (terjemah, translation).
Strategi yang ditawarkan ada tujuh, yaitu strategi memperkaya kosa kata, penguatan pemahaman tata bahasa, penguatan skill memahami teks, penguatan skill percakapan, penguatan istima, penguatan skill terjemah dan penguatan skill menulis.
Menjadi istimewa karena materi buku ini ditulis berdasarkan pengalaman Dr. Ibnu Burdah mulai dari menjadi guru kursus bahasa Arab, dosen program S3 internasional dengan bahasa pengantar kuliah bahasa Arab, hingga menjadi dosen bahasa Arab untuk debat di Wina Austria dan pembimbing para debater ilmiah berbahasa Arab. Semua strategi itu dituturkan dengan runtut dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
Menjadi istimewa karena materi buku ini ditulis berdasarkan pengalaman Dr. Ibnu Burdah mulai dari menjadi guru kursus bahasa Arab, dosen program S3 internasional dengan bahasa pengantar kuliah bahasa Arab, hingga menjadi dosen bahasa Arab untuk debat di Wina Austria dan pembimbing para debater ilmiah berbahasa Arab. Semua strategi itu dituturkan dengan runtut dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
Yang menarik salah satunya adalah strategi memperkaya kosa kata. Dr. Ibnu Burdah memberi tips bahwa ketika menghafal kosa kata, jangan hanya kosa katanya saja, tetapi ditulis dalam sebuah kalimat agar memudahkan penggunaannya (hlm. 3). Karena biasanya, ketika menghafal hanya kosa katanya saja, akan kesulitan dalam mengunakan atau merangkai kata tersebut dengan kata lainnya. Dalam menghafal kosa kata, juga penting untuk memiliki buku khusus kosa kata (lebih baik yang portable) dan menambah hafalan kosa kata setiap hari. Kemudian kata dan kalimat yang sudah dihafal itu, diulangi dan mencoba membuat kalimat baru dengan kata tersebut.
Dalam strategi meningkatkan skill percakapan, menurut Dr. Ibnu Burdah diperlukan memilih partner (teman), memilih tema obrolan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari dan membangun lingkungan berbahasa. Sebagai alat komunikasi, metode belajar paling efektif untuk skill percakapan adalah metode langsung, menggunakan bahasa Arab dalam percakapan sehari-hari. Seperti yang pernah saya rasakan ketika mengikuti kursus bahasa Arab di Pare, lingkungan bahasa benar-benar diperhatikan. Karena di maskan (tempat tinggal siswa) dan dalam pembelajaran, langsung menggunakan bahasa Arab.
Yang menarik selanjutnya adalah penguatan skill menerjemah. Sebagian ahli berpandangan, terjemah adalah salah satu skill (maharoh) dalam berbahasa termasuk dalam bahasa Arab. Menerjemah merupakan maharah tahap lanjut dari kemampuan struktur dan qiraah (fahm al maqru) dan istima (khusus untuk terjemah fauri, lisan atau interpretation) (hlm. 113). Berdasar pengalaman Dr. Ibnu Burdah, menerjemah selain sebagai tujuan, juga merupakan sarana efektif untuk meningkatkan kemampuan berbahasa, baik pemahaman terhadap teks maupun pengungkapan secara aktif. Keuntungan menerjemah yang paling menonjol adalah tambahan kosa kata yang banyak. Karena kosa kata untuk memahami teks jauh lebih banyak daripada untuk tujuan muhadatsah (hlm. 114).
Dalam meningkatkan skill menerjemah, pertama mencari teks yang mudah untuk diterjemah, disesuaikan dengan kemampuan sendiri. Misalkan, kemampuan memahami teks adalah 7, maka kita mencari teks dengan kira-kira kesulitannya 5 saja. Jangan merasa harus menerjemah teks-teks kelilmuan babon terlebih dahulu. Pilih teks yang tidak terlalu panjang, misalkan artikel pendek atau kisah-kisah inspiratif yang mudah dicerna bahasanya. Setelah selesai menerjemah, minta koreksi dosen atau penerjemah professional. Jika sudah dirasa baik, dilanjutkan dengan menerjemah teks lainnya atau menerjemahkan buku.
Perlu diingat, seperti yang diungkapkan penulisnya, buku ini diperuntukkan bagi pembaca yang sudah mengenal gramatika dasar bahasa Arab. Misalnya bagi para siswa tingkat Madrasah Aliyah, santri pondok pesantren atau mahasiswa bahasa Arab yang ingin mempelajari bahasa Arab secara komprehensif. Memang tidak ada jaminan, bahwa dengan membaca buku ini akan menjadikan mahir berbahasa Arab, tetapi paling tidak, buku ini bisa menjadi teman belajar semua maharah dengan lebih efektif dan terencana (hlm. xiv). Dan hasilnya bergantung dengan usaha dan kerja keras masing-masing orang.
Spesifikasi Buku:
Judul Buku : Obat Galau Milenial Pecinta Bahasa Arab
Penulis : Dr. Ibnu Burdah, MA.
Penerbit : Zahir Publishing, Yogyakarta bekerja sama dengan Sastra Arab
Tahun Terbit : 2019
Halaman : 158 (xviii)
Peresensi : Ahmad Fahmi ASD
Resep Belajar Bahasa Arab untuk Milenial
Reviewed by Fahmi ASD
on
18.38
Rating:
Tidak ada komentar: