"Mahasiswa sebagai kaum intelektual muda yang mempunyai peran sebagai agent social of change harus mempunyai kapasitas diri yang mumpuni. Selain skill juga harus diimbangi dengan kapasitas intelektual".
Hari Rabo (24/10/12) Al Taisir Komisariat Walisongo Semarang kembali mengadakan kegiatan rutin dwi mingguan, yaitu Ngobrol Bareng dan Diskusi Lesehan sebagai wujud komitmen untuk membekali diri dengan wacana-wacana keilmuan. Dengan mengangkat tema “Mahasiswa dan Lumbung Kesejahteraan Desa”, tak seperti biasanya diskusi hanya dihadiri oleh 13 orang sahabat Al Taisir.
Acara tersebut bertempat
di Gedung M Fakultas Syariah IAIN Walisongo dengan menghadirkan pemateri
sahabat Rohwan yang merupakan mutakhorijin MAK Tajul ‘Ulum tahun 2008.
Meskipun dengan peserta yang tak banyak, diskusi tetap berjalan menarik dan
peserta terlihat sangat antusias. Rohwan yang masih aktif sebagai mahasiswa
Fakultas Ushuludin Jurusan Perbandingan Agama hanya memberikan pengantar
terkait tema, kemudian dilanjutkan dengan diskusi mengalir. “Kita sebagai mahasiswa
yang juga alumni pondok pesantren, setidaknya mempunyai tiga tanggungjawab, yaitu
tanggungjawab moral, mental dan spiritual”, papar mahasiswa yang saat ini
menjabat sebagai Presiden BEMF Ushuluddin Periode 2011-2012 tersebut.
Tanggung jawab moral, kita
sebagai mahasiswa harus mampu menjadi uswah hasanah bagi para pemuda
yang lainnya. Tanggung jawab mental, mahasiswa biasanya akan dianggap oleh
masyarakat luas sebagai anak muda yang bisa segalanya. Tidak hanya pintar dalam
keilmuan, tetapi juga bisa melakukan hal-hal lainnya seperti menjadi imam
tahlil, imam sholat, menjadi MC sebuah acara, dan lain sebagainya. Selanjutnya
tanggung jawab spiritual, sebagai mahasiswa lulusan Brabo yang nota bene
adalah kaum santri, harus memiliki semangat spiritual yang lebih dibanding mahasiswa-mahasiswa
lainnya. Hubungan spiritual (batin) dengan para sesepuh dan asatidz yang
pernah mengajar harus tetap ada, setidaknya dengan mendoakan beliau-beliau
setiap selesai sholat lima waktu.
Shofa Hasan, mahasiswa Fakultas Syariah Jurusan Ekonomi Islam (EI) menambahkan, selain tiga tanggung jawab itu, masih ada tanggung jawab-tanggung jawab yang lainnya, diantaranya yaitu tanggung jawab intelektual. “Selain tiga tanggung jawab tadi, kita juga punya tanggung jawab intelektual”, tutur mahasiswa yang juga Demisioner Ketua ForSHEI (Forum Studi Hukum Ekonomi Islam) periode 2011-2012 tersebut.
Adapun kaitannya dengan
tema diskusi “Mahasiswa dan Lumbung Kesejahteraan Desa”, Mahasiswa dengan
segala kelebihan dan kekurangannya, dengan skill dan kemampuan masing-masing,
harus fokus dengan bidang kajiannya, dengan apa yang sekarang ditekuninya. Agar
nantinya setelah lulus dan kembali ke daerah asalnya, mampu memberikan
perubahan, memberikan dampak positif bagi desa tempat tinggalnya sesuai dengan
bidang keilmuan yang dikuasainya. Diakui atau tidak, mahasiswa lah yang
digadang-gadang bisa merubah mainset para pemuda desa agar tak selalu tertarik
dengan kehidupan kota. Pemuda desa harus mampu membangun desanya agar bisa
makmur dan sejahtera di segala aspek, baik ekonomi, pendidikan, sosial dan
lainnya. Untuk tahap awal bisa dimulai dengan ikut aktif di organisai-organisasi
kepemudaan seperti Karang Taruna, IPNU-IPPNU, GP Anshor atau yang lainnya.
Ngobrol Bareng dan Diskusi
Lesehan tersebut merupakan yang kedua kalinya diadakan oleh kepengurusan baru
Al Taisir di bawah komando sahabat Ahmad Basuki. Sebelumnya telah diadakan kegiatan
serupa pada hari Rabo (10/10/2012), yang bertempat di Fakultas Ushuluddin
dengan tema “Antropologi Kampus”. Materi tersebut diangakat sebagai bekal bagi
mahasiswa baru alumni Brabo agar lebih mengenal Kampus IAIN Walisongo sebagai
tempat tholabul ilmi yang baru. Tentu sangat berbeda antara kehidupan
pondok pesantren, terlebih di Brabo dengan kehidupan kampus yang lebih
berwarna. Diskusi tersebut dihadiri sekitar 27 mahasiswa alumni Brabo.
Tidak hanya diskusi wacana
keilmuan saja, tetapi juga dibarengi kegiatan lainnya seperti tahlil bersama,
membaca Maulid Adz Dziba’i, peringatan Khaul Simbah K. Syamsuri Dahlan,
K. Syarqowi, KH. Ansor Syamsuri, dan para sesepuh desa Brabo lainnya, peringatan
Hari Besar Islam, bahtsul kutub dan lain sebagainya sebagai wujud nguri-nguri
tradisi santri.
Mahasiswa untuk Kesejahteraan Desa
Reviewed by Fahmi ASD
on
01.06
Rating:

Tidak ada komentar: