Mempersiapkan Kematian

Mungkin ada lebih dari dua atau tiga tahun yang lalu ketika aku berencana ingin menuliskan ini; merencanakan kematian. Dulu ketika ada seorang Kiyai memberikan tausiyah tentang bagaimana banyak orang yang sibuk dengan urusan mempersiapkan kehidupan dengan sebaik-baiknya, baik kehidupan sekarang atau pun kehidupan yang akan datang. Tapi sedikit yang dengan serius mempersiapkan bagaimana kiranya nanti, dia, mereka atau kita, menghadapi kematian.

Akhirnya aku pun tergerak untuk menuliskannya lagi karena secara tidak sengaja, aku menghadiri peringatan 100 hari meninggalnya salah seorang jamaah haji yang meninggal di Makkah, sesaat setelah selesai melaksanakan ritual ibadah haji. Dan pesan (mempersiapkan kematian) ini pun disampaikan oleh orang yang sama, KH. M. Shofi Al Mubarok.

Salah satu hal yang sudah pasti, bahkan sudah terjadwal, hanya menunggu tanggal terjadinya di dunia ini adalah kematian. Semua makhluk, terlebih manusia pasti akan mengalaminya. Tetapi yang membedakan adalah bagaimana akhir hidup yang dijalani, yaitu ketika kematian itu sendiri terjadi. Dalam bahasa agama, ada yang khusnul khatimah dan suu’ul khotimah.

Baik atau buruk akhir hidup seseorang pun ada berbagai macam cara dan kondisi yang mengiringinya. Ada banyak kisah manis meninggalnya para Kiyai dan orang-orang saleh. Ada yang meninggal ketika sedang mengaji, saat memberikan tausiah, atau meninggal saat sujud terakhir dalam rakaat shalat. Bahkan yang terakhir ada kabar salah seorang santri putri PPTQ Al Asy’ariyyah Wonosobo meninggal ketika sedang mengaji Al Qur’an. Ternyata akhir hidupnya adalah ketika setoran dan sampai QS. At Taubah.

Dalam tausiyahnya, Gus Shofi menjelaskan bahwa, kondisi baik atau buruk saat meninggalnya seseorang tidak terjadi begitu saja. Semuanya tergantung dengan apa yang telah kita kerjakan selama hidup ini.

Kuncinya adalah, ketika kita ingin merencanakan sebuah kematian yang indah, dalam kondisi yang paling kita idamkan, kita harus sudah terbiasa melakukannya sekarang ini. Contoh saja, ketika kita punya keinginan untuk mati dalam keadaan salat, maka sudah seharusnya kita rajin melaksanakan salat lima waktu, bahkan bisa ditambah dengan salat-salat sunah. Atau ketika kita ingin mati dalam suasana damai penuh penghayatan akan ayat Al Quran, maka membaca Al Quran harus menjadi rutinisas setiap hari. Begitu seterusnya.

Dengan mempersiapkan kematian, kita akan selalu berusaha melakukan hal-hal yang baik. Dan kita akan merasa siap kapan pun malaikat Izrail datang menghampiri. Tentu tidak akan mudah. Sudah jamak bahwa akan selalu ada godaan yang membelokkan niat baik kita. Untuk itu Gus Shofi juga berpesan, agar kita terhidar dari akhir hidup (kematian) yang mengecewakan dan jauh dari yang kita harapkan, berusahalah untuk tidak menganggap enteng salat lima waktu dan jangan mudah membuat sakit hati orang lain.


Wallahu a’lam bisshawaab.
Mempersiapkan Kematian Mempersiapkan Kematian Reviewed by Fahmi ASD on 15.17 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.